Rabu, 17 November 2010

Kegiatan "Nyelapat Taun" GAWAI Dayak

Laporan Kegiatan "Nyelapat Taun"

GAWAI

Pameran dan Lomba Kain Tenun Pada Gawai “Nyelapat Taun” di Rumah Betang Ensaid Panjang, Desa Ensaid Panjang, Kecamatan Kelam Permai, Kabupaten Sintang.
Ensaid Panjang, 25-28 Juni 2009


Masyarakat Dayak memiliki tradisi gawai adat yang diselenggarakan sebagai ucapan syukur kepada Penguasa Alam, atas panen yang mereka peroleh. Dalam siklus berladang setiap tahunnya, gawai adat dilaksanakan setelah proses pemanenan padi. Masyarakat Dayak harus mengadakan gawai adat ini agar dapat melakukan aktivitas berladang kembali pada masa berikutnya. Gawai adat ini dalam masyarakat Dayak Desa dikenal sebagai gawai Nyelapat Taun.



Adapun kegiatan yang dilakukan pada gawai Nyelapat Taun adalah upacara ngamik semengat padi. Upacara ini merupakan ritual mendoakan benih padi yang akan ditanam, dengan harapan dari benih padi tersebut kegiatan berladang di masa yang akan datang dapat menghasilkan panen yang melimpah dan terhindar dari segala marabahaya. Disamping mengadakan upacara ngamik semengat padi, masa-masa gawai biasanya juga dimanfaatkan masyarakat untuk saling berkunjung (berandau) ke rumah-rumah tetangga dan keluarga mereka dalam rangka silahturahmi (ngabang) untuk memperkuat rasa persaudaraan.



Pada tanggal 26-28 Juni 2009, masyarakat Dayak Desa di Desa Ensaid Panjang, Kecamatan Kelam Permai, Kabupaten Sintang, mengadakan kegiatan gawai Nyelapat Taun yang dipusatkan di Rumah Betang Ensaid Panjang. Masyarakat Ensaid Panjang mengadakan berbagai kegiatan, seperti upacara adat “ngamik semangat padi” dan aktivitas berandau ke masing-masing bilik di rumah betang. Untuk memeriahkan gawai, panitia pelaksana gawai bekerja sama dengan PRCF Indonesia mengadakan pameran dan perlombaan kain tenun ikat Dayak. Sebagaimana diketahui, perempuan Dayak Desa yang sebagian besar menghuni rumah betang Ensaid Panjang memiliki keterampilan dan tradisi menenun. Pameran kain tenun ikat di rumah betang Ensaid Panjang diadakan untuk mempromosikan budaya yang dimiliki masyarakat Dayak Desa tersebut. Sedangkan lomba kain tenun diadakan untuk mendorong semangat dan motivasi penenun dalam membuat kain tenun dengan pencelupan pewarna alam.


Partisipasi PRCF Indonesia dalam kegiatan gawai adat di rumah betang Ensaid Panjang ini merupakan bagian dari penguatan hubungan dan kemitraan antara PRCF Indonesia dengan masyarakat Desa Ensaid Panjang. Selama ini, PRCF Indonesia telah melaksanakan beberapa program di Ensaid Panjang, antara lain program revitalisasi tenun ikat Dayak, program budidaya tanaman pewarna alam, program dampingan perempuan usaha kecil (PUK), dan program peacebuilding melalui promosi nilai-nilai lokal dalam membangun perdamaian. Dukungan PRCF Indonesia pada gawai adat masyarakat Dayak di Rumah Betang Ensaid Panjang ini adalah investasi sosial, sekaligus refleksi implementasi program guna perbaikan dan pengembangan program PRCF Indonesia di Desa Ensaid Panjang. Potensi alam dan sosial budaya yang dimiliki masyarakat Desa Ensaid Panjang menjadikan desa ini potensial menjadi pilot projek PRCF Indonesia untuk saat ini dan di masa yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar